Cocok Bagi Pemula, Teknikal Analisis Crypto Biar Jago Trading

Di dunia trading, teknikal analisis crypto itu jadi kunci sukses buat para trader.

Nah, artikel ini bakal bahas berbagai alat dan teknik yang dipake dalam analisis teknikal crypto, mulai dari Moving Averages, Relative Strength Index (RSI), Moving Average Convergence Divergence (MACD), Bollinger Bands, sampe Ichimoku Cloud.

Selain itu, kita juga bakal bahas cara ngedeteksi tren pasar pake teknik kayak Higher Highs (HH) dan Higher Lows (HL), Lower Highs (LH) dan Lower Lows (LL), serta garis tren.

Jadi, artikel ini cocok banget buat pemula yang pengen jadi jago dalam trading crypto.

Apa Itu Teknikal Analisis Crypto?

Analisis Teknikal Crypto (TA) adalah teknik populer yang digunakan untuk mengevaluasi pergerakan harga koin kripto berdasarkan data di masa lampau.

Jadi, kita lihat data harga di masa lalu, volume perdagangan, dan trend pasar buat nyari pola-pola atau tren yang bisa terjadi lagi di masa depan.

TA ini bikin para trader bisa menganalisis tren pasar dengan objektif dan bikin keputusan yang didukung sama data dan statistik.

Terus muncul pertanyaan…

Bagaimana Anda menganalisis tren kripto?

Analisis tren itu penting banget buat para trader.

Dengan analisis ini, mereka bisa ambil keputusan kapan waktu yang pas buat beli, jual, atau tahan crypto.

Nah, ada tiga jenis analisis yang populer di industri ini: Teknikal, Fundamental, dan Sentimental.

Khusus buat teknikal, kita mesti menguasai berbagai macam pola candlestick dan trend dari sebuah market, yang mana biasanya dibantu dengan menggambar garis horizontal, diagonal, atau bahkan indikator.

Kemudian berbicara masalah indikator…

Apa indikator terbaik untuk perdagangan kripto?

Sebenarnya gak ada istilah terbaik di sini, karena setiap indikator pasti hadir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Akan tetapi ada loh beberapa indikator terpopuler dan sering banget digunain sama para trader yang main crypto, misalnya:

  • Moving Averages (MA): Ini tuh sekelompok alat teknikal yang ngecek harga penutupan crypto selama periode tertentu terus dirata-ratakan jadi satu garis.
  • Relative Strength Index (RSI): RSI ini sering dipake di trading crypto buat ngecek kekuatan gerakan harga crypto.
  • Moving Average Convergence Divergence (MACD): MACD ini alat yang ngasih tahu arah tren berdasarkan perbandingan dua rata-rata gerak dari harga aset.
  • Bollinger Bands: Alat ini tuh ngasih tahu volatilitas dengan bikin tiga garis yang berhubungan sama harga aset.
  • Ichimoku Cloud: Ichimoku Cloud ini tuh kumpulan alat teknikal yang nunjukin level dukungan dan resistensi, juga arah dan momentum tren.

Tenang, gak perlu mengernyitkan dahi, karena ini masih pemanasan kok!

Kaerna setelah ini, kita bakal bahas semuanya secara lebih lengkap di bawah setahap demi setahap.

Harga Candlestick dan Volume

Tapi sebelum kamu mulai menggunakan indikator buat analisa teknikal Crypto di atas, kamu wajib bisa dulu ngebaca candlestick, harga, dan volume yang ada di dalamnya.

Silahkan simak baik-baik ya!

Grafik Candlestick

Jadi, grafik candlestick tuh jenis grafik yang dipake buat analisis teknikal buat nunjukin pergerakan harga seiring waktu.

dogeidr chart

Tiap lilin di grafik itu mewakili periode waktu tertentu dan nunjukin harga buka, tutup, tertinggi, dan terendah selama periode itu.

Tubuh lilin itu nunjukin harga buka dan tutup, sementara sumbu lilin nunjukin harga tertinggi dan terendah.

Kalau tubuhnya hijau, artinya harga naik, kalo merah, artinya harga turun.

Harga

Harga suatu cryptocurrency biasanya ditunjukin sama tubuh lilin di grafik.

Sumbu horizontal (X) nunjukin waktu, dan sumbu vertikal (Y) nunjukin harga.

Buat cek harga suatu aset di waktu tertentu, tinggal cari waktu yang mau dilihat di sumbu X terus liat langsung ke atas buat liat harganya.

Pada contoh gambar di atas, harga Bitcoin sedang berada di $66067 per koinnya, per tanggal 4 April 2024.

Volume

Volume itu nunjukin seberapa banyak suatu cryptocurrency diperdagangkan selama periode waktu tertentu.

Biasanya ditunjukin sama batang-batang kecil di bawah grafik utama yang nunjukin pergerakan harga.

Volume perdagangan yang tinggi nunjukin bahwa banyak orang di pasar yang aktif beli atau jual koin tertentu.

Kalau volume naik sambil harga juga naik, bisa jadi itu tandanya pasar sedang bullish, artinya pembeli mendominasi pasar kripto.

Analisis Trend Crypto

Nah, semisal kamu udah tahu nih cara ngebaca candlestick, harga, dan volume-nya, saatnya kita mulai ngelakuin analisa trend.

Ini tuh penting banget buat kamu ketahui, soalnya dengan mengikuti trend dari suatu market, maka kemungkinan cuannya bisa jadi lebih besar.

Sebaliknya, mereka yang ngelawan trend alias arus, maka berkemungkinan buat merugi di market crypto.

Makanya, mengetahui trend itu penting banget di market crypto dan aset lainnya.

Seenggaknya, ada 3 jenis trend yang biasanya terjadi di market, yakni:

  • Uptrend. Menunjukkan bahwa market sedang tren naik atau bullish. Pada market ini banyak investor Bitcoin dan crypto lainnya yang cuan banyak.
  • Downtrend. Menunjukkan bahwa market sedang tren turun atau bearis. Pada market ini, banyak investor yang merugi, uang yang nyangkut, atau keluar dari market. Tapi khusus di market futures dan margin, banyak juga yang mendapatkan untung dengan cara melakukan call short. (nanti kita bahas lebih lebar tentang margin dan future trading ini dipostingan depan).
  • Sideways. Menunjukkan kondisi market yang sepi atau kurang menarik karena cenderung gak naik atau turun. Biasanya terjadi karena masa konsolidasi dari para investor.

Nah, pertanyaannya sekarang, gimana kita bisa mengidentifikasi trend dari suatu market tersebut?

Well, ini bisa gampang-gampang susah bagi para pemula.

Tapi jika kamu rajin latihan dan sering nongkrongin chart, maka mengidentifikasi trend itu cukup sederhana kok.

Cara Mengidentifikasi Tren Suatu Market Crypto

Seenggaknya, ada beberawpa teknik buat mengetahui trend dari market Crypto.

Tapi ingat dulu kunciannya…

Lakukan pembelian ketika market akan mengalami uptrend, lakukan penjualan jika market akan mengalami downtrend, dan nunggu dengan sabar saat market sedang sideways.

Dikarenakan keterbatasan, aku gak bakal ngulas semua cara buat mengidentifikasi tren di market crypto ya…

Namun aku cuman bakal bahas 4 tekhnik aja yang sering banget digunain di market.

Caranya adalah sebagai berikut:

Higher Highs dan Higher Lows (HH-HL)

candlestick chart higher high - higher low

HH-HL seringkali digunain buat mengidentifikasi trend naik atau bullish, yang mana seringkali dijadiin katalis buat investor untuk masuk market, atau para trader buat ambil posisi “long”.

Jadi, di tren naik, harga bakal bikin pola Higher-Highs (HH) dan Higher-Lows(HL).

Ini artinya, setiap kali harga naik, titik puncaknya lebih tinggi dari sebelumnya, dan setiap kali harga turun, titik terendahnya juga lebih tinggi dari sebelumnya.

Kalo gitu, ini menunjukkan tren bullish, yang berarti para pembeli lagi dominan di pasar.

Lower Highs dan Lower Lows (LH-LL)

Sebaliknya, LH-LL seringkali digunain buat mengidentifikasi trend turun atau bearish, yang mana seringkali bikin investor buru-buru buat jual asetnya, atau para trader buat ambil posisi “short”.

Nah, di tren turun, harga bakal bikin pola Lower Highs (LH) dan Lower Lows (LL).

Artinya, setiap kali harga naik, titik puncaknya lebih rendah dari sebelumnya, dan setiap kali harga turun, titik terendahnya juga lebih rendah dari sebelumnya.

Kalo gitu, ini menunjukkan tren bearish, yang berarti para penjual lagi dominan di pasar.

Trendlines

Sementara trendlines bisa digunain buat identifikasi uptrends maupun downtrends, mengikuti kondisi pasar pada saat itu.

Garis tren atau trendlines ini bisa kamu gunain buat menghubungkan titik-titik penting di grafik, misalnya titik puncak atau titik terendah.

Ini bisa bantu para trader buat liat trennya jelas dan ngeprediksi area harga di masa depan.

Jadi, kalo harga nembus garis-garis ini, seringnya jadi tanda buat pembalikan tren.

Horizontal Lines

Garis horizontal tuh dipake buat nandain level-level penting dari support dan resistance.

Misalnya, garis-garis ini bisa ngasih tau kita di mana harga sering susah banget naik (resistance) atau turun (support).

Makanya, bisa pula digunain buat mengidentifikasi market yang sedang sideways atau konsolidasi, dan juga bisa sekaligus ngeliat adanya potensi kenaikan.

Buat gambarin garis horizontal yang akurat, kita harus cari titik-titik yang jelas buat support atau resistance, yang ditandai sama beberapa sentuhan tanpa ada tembus.

Nah, abis itu, kita gambar garisnya lewat titik-titik puncak atau terendah yang penting di mana harga udah pantul beberapa kali.

Dalam pasar yang sedang sideways, aset kripto diperdagangkan di dalam kisaran harga yang sempit, membentuk saluran horizontal.

Dengan begitu, para investor dan trader bisa ngehindarin buat ambil posisi apapun pada saat market sedang sideways seperti ini.

Penggunaan Teknikal Indikator di Crypto

Kemudian, selain daripada menggunakan teknik buat mengetahui arah trend di atas, ada juga beberapa teknik lain yang masuk ke dalam ilmu analisa teknikal di market crypto.

Beberapa diantaranya adalah mengetahui area overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual), convergence-divergence buat mengetahui pembalikan arah market, breakout area, dan sebagainya.

Nah, semua ini bisa kita pelajari dan temukan dengan menggunakan teknikal indikator.

Seperti yang udah disebutkan di atas kalau teknikal indikator dalam market crypto ada banyak, dan bahkan lahir yang baru hampir setiap bulannya.

Tapi, beberapa jenis yang sering digunain dari zaman dulu hingga sekarang diantaranya adalah sebagai berikut:

Moving Average

Moving Average (MA) adalah indikator teknikal yang menghitung harga rata-rata dari sebuah aset crypto selama periode waktu tertentu.

Biasanya, periode waktu yang paling umum digunakan itu ada yang 15, 20, 30, 50, 100, dan 200 hari.

MA ini membantu meratakan volatilitas harga dengan bikin garis tren yang konsisten.

Mereka itu sederhana tapi sangat efektif buat ngebaca pergerakan harga yang rumit.

Mereka juga bisa dipakai barengan dengan beberapa teknikal indikator lainnya, asal kamu tahu cara nggunainnya.

Nah, sebagai contoh, berikut beberapa langkah mudah buat ngebaca indikator Moving Average di chart market crypto:

  1. Masukkin Indikator Moving Average ke Dalam Chart. Silahkan gunakan TradingView buat analisa ya. Lalu pilih aset mana yang pengen kamu analisa (misalnya Bitcoin). Di sini, langsung aja klik menu “Indikator” dan pilih “Moving Average Simple”.
    dogeidr chart indicator - moving average
  2. Ubah Panjang Rata-rata Bergerak: Ini tuh jumlah harga penutupan yang udah kita omongin tadi. Misalnya, kamu mau ubah panjangnya jadi 50 atau 200.
    moving average MA 200
  3. Amati Posisi Harga dan MA: Bayangin aja kalo suatu cryptocurrency lagi diperdagangkan di atas MA-200, ini artinya pembeli lagi mendominasi pasar dibanding penjual. Dalam situasi kayak gini, garis rata-rata bergerak itu nunjukin adanya momentum naik dan tekanan beli yang kuat.
    candlestic chart harga di atas ma200 uptrend
  4. Pakai Beberapa Moving Average: Pakai beberapa MA bisa bantu kamu ngepoin transisi antara tren naik dan tren turun lebih awal. Misalnya, ketika ada persilangan antara MA50 dengan MA200 dari atas ke bawah, maka itu bisa menjadi pertanda bahwa market akan segera memasuki trend bearish.
    moving average strategi MA Cross 50 200

Pada contoh di atas, hanya dengan menggunakan strategi analisa teknikal sederhana aja, kita bisa cuan sekitar 276%. Hebat kan!?!

Tapi ingat ya, metode-metode ini nggak selalu berhasil 100%.

Tren pasar bisa jadi sangat tidak terduga dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

Makanya, penting banget buat pakai indikator ini sebagai bagian dari strategi investasi, dan bukan sebagai dukun yang suka ngaku-ngaku bisa liat masa depan.

MACD (Moving Average Convergence Divergence)

Moving Average Convergence Divergence (MACD) itu adalah indikator teknikal yang berbasis momentum dan bisa nunjukin momentum terkini dari suatu cryptocurrency, termasuk arah dan kekuatannya.

Jadi, indikator ini mengubah dua indikator berbasis tren, yaitu Moving Average, jadi sebuah osilator momentum dengan cara ngurangin MA yang lebih panjang dari MA yang lebih pendek.

Karena MACD ini indikator “trend following” atau “lagging“, dia bakal mengikuti kejadian harga yang udah lewat untuk nentuin kekuatan tren terkini.

Ada tiga komponen utama dari indikator MACD:

  • Garis MACD (MACD Line): Ini terdiri dari Exponential Moving Average (EMA) 12-periode dikurangi EMA 26-periode.
  • Garis Sinyal (Signal Line): Ini adalah EMA 9-periode dari garis MACD.
  • Histogram: Ini nunjukin perbedaan antara garis MACD dan garis sinyal.

Ini cara pake MACD di grafik pasar crypto:

  1. Persilangan Garis: Banyak trader anggap ini sebagai sinyal beli saat garis MACD melintasi di atas garis sinyal. Sebaliknya, ketika garis MACD melintasi di bawah garis sinyal, banyak trader anggap ini sebagai sinyal jual.
    macd crossover
  2. Persilangan Garis Nol: Ketika MACD bergerak di atas garis nol, ini dianggap sebagai sinyal bullish oleh trader, dan sinyal bearish ketika melintasi di bawah garis nol.
    macd crossover garis 0
  3. Divergensi Bullish dan Bearish: Ketika harga cryptocurrency bergerak ke satu arah, tapi garis MACD bergerak ke arah yang berbeda, itu disebut divergensi. Ini bisa jadi tanda bahwa tren siap untuk berbalik arah atau harga akan naik atau turun.
    macd strategi convergence divergence

Disarankan buat pakai MACD barengan dengan indikator lain seperti volume, RSI, atau MA karena seperti indikator lainnya, MACD ini nggak 100 persen akurat dan bisa ngasih sinyal palsu.

RSI (Relative Strength Index)

Relative Strength Index (RSI) adalah indikator teknikal yang berbasis momentum yang mengukur kekuatan dan arah dari suatu tren harga.

Jadi, dia digambarin di grafik garis dengan skala dari 0 sampai 100 dan nunjukin kondisi overbought dan oversold.

RSI ini bisa ngasih sinyal titik masuk dan keluar potensial untuk posisi long dan short saat dia melewati ambang batas nilai untuk kondisi overbought dan oversold.

Ini cara pakai RSI di grafik pasar crypto:

  • Crossover: Banyak trader anggap ini sebagai sinyal beli saat garis RSI melintasi di atas garis sinyal. Sebaliknya, ketika garis RSI melintasi di bawah garis sinyal, banyak trader anggap ini sebagai sinyal jual.
    rsi crossover
  • Zero Line: Ketika RSI bergerak di atas garis nol, ini dianggap sebagai sinyal bullish oleh trader, dan sinyal bearish ketika melintasi di bawah garis nol.
    RSI Garis Nol
  • Divergensi Bullish dan Bearish: Sama seperti MACD di atas, RSI juga bisa kita gunain buat mengidentifikasi divergence dari suatu pola candlestick.
    RSI Divergence Convergence

Tpai lagi-lagi, RSI itu bukan berarti bakal ngasih sinyal secara akurat, jadi penting banget buat ngatur resiko kamu buat jaga-jaga jikalau harga malah berbalik arah dari yang diharapkan.

Bollinger Bands

Bollinger Bands adalah teknikal indikator yang dikembangkan oleh John Bollinger di tahun 1980-an.

Ini terdiri dari tiga garis: garis atas, garis tengah (Simple Moving Average), dan garis bawah.

Garis-garis ini membantu para trader nentuin kapan harga suatu aset itu tinggi atau rendah relative sama harga historisnya.

Ini cara pake Bollinger Bands di grafik pasar crypto:

  1. Nilai Volatilitas Harga: Bollinger Bands bisa bantu para trader ngukur tingkat volatilitas harga di pasar cryptocurrency. Kalo garis-garis ini melebar, itu artinya volatilitas lebih tinggi, yang nunjukin peluang masuk market. Di sisi lain, kalo garis-garis ini menyempit, itu nunjukin volatilitas yang lebih rendah dan kemungkinan harga akan konsolidasi atau balik tren.
    bollinger bands volatilitas
  2. Nentuin Kondisi Overbought dan Oversold: Bollinger Bands bisa deteksi kemungkinan kondisi overbought dan oversold. Ada peluang jual kalo harga mencapai atau melampaui garis atas, yang menunjukkan bahwa harga itu overbought. Sebaliknya, kalo harga menyentuh atau turun di bawah garis bawah, bisa dianggap oversold, yang nunjukin peluang beli potensial.
    bollinger bands overbought oversold
  3. Tentuin Arah Tren: Para trader bisa pake Bollinger Bands buat ngonfirmasi arah tren yang dominan. Harga bisa nunjukin tren naik kalo terus-terusan bergerak di sepanjang garis atas. Di sisi lain, kalo sering sentuh atau deket garis bawah, bisa jadi tanda tren turun.
    bollinger bands breakout

Ingat ya, metode-metode ini nggak selalu berhasil 100 persen. Tren pasar bisa sangat nggak terduga dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

Ichimoku Cloud

Ichimoku Cloud, atau yang juga dikenal sebagai Ichimoku Kinko Hyo, adalah teknikal indikator yang gabungin beberapa indikator jadi satu.

Dikembangin di tahun 1930-an sama Goichi Hosoda, seorang jurnalis Jepang. Nama Ichimoku itu artinya “grafik keseimbangan dalam sekali lirikan,” yang nunjukin efisiensinya.

Ichimoku Cloud itu punya beberapa garis yang dipake buat bikin awan, dan ini yang dipake buat nebak-nebak di mana level support dan resistance bakal muncul ke depannya.

Indikator ini dibangun di sekitar lima garis utama:

  • Garis Konversi atau Tenkan-sen: terbuat dari indikator MA 9.
  • Garis Dasar atau Kijun-Sen: terbuat dari indikator MA 26.
  • Senkou Span A: terbuat dari garis MA konversi dan dasar, diproyeksikan 26 periode ke depan.
  • Senkou Span B: Terbuat dari MA 52, dan diproyeksikan 26 periode ke depan.
  • Span Lagging atau Chikou Span: Ini harga penutupan dari lilin saat ini, diproyeksikan 26 periode ke belakang.

Daerah di antara span A dan B disebut sebagai Kumo Cloud. Awan ini berwarna hijau kalo span A di atas span B, dan merah kalo sebaliknya.

Ini cara pakai Ichimoku Cloud di grafik pasar crypto:

  1. Amati Ichimoku Cloud: Bayangin aja kalo suatu cryptocurrency lagi diperdagangkan di atas awan Ichimoku Cloud 50-harinya. Ini artinya pembeli lagi mendominasi pasar dibanding penjual. Dalam situasi kayak gini, Ichimoku Cloud nunjukin adanya momentum naik dan tekanan beli yang kuat.
    ichimoku cloud uptrend harga diatas kumo
  2. Pakai Beberapa Ichimoku Cloud: Pakai beberapa Ichimoku Cloud bisa bantu kamu ngepoin transisi antara tren naik dan tren turun lebih awal. Di periode transisi kayak gini, Ichimoku Cloud jangka panjang biasanya datar, sementara Ichimoku Cloud jangka pendek nyebrangin yang jangka panjang. Silangannya ini biasanya disebut sebagai golden cross dan death cross.

Tapi lagi-lagi, teknikal indikator ini pun gak selalu 100% akurat, jadi tetap jaga manajemen resiko kamu sebaik mungkin ya!

Kesimpulan

Analisis teknikal di dunia kripto itu ilmu buat mempelajari data harga historis dan volume perdagangan buat nebak tren di masa depan.

Indikator kayak Moving Average, Relative Strength Index(RSI), Moving Average Convergence Divergence (MACD), Bollinger Bands, dan Ichimoku Cloud itu sering dipake.

Alat-alat ini bantu nentuin tren, volatilitas, dan kondisi overbought atau oversold.

Teknik analisis tren kayak Naikin Harga (HH) dan Naikin Rendah (HL), Turunin Harga (LH) dan Turunin Rendah (LL), dan garis tren juga penting banget.

Tapi, metode-metode ini nggak selalu berhasil 100 persen dan harus dipakai sebagai bagian dari strategi investasi yang lebih luas.

Tetep update sama berita pasar dan pake beberapa indikator buat dapetin akurasi yang lebih baik ya!

Halo, Saya Subaru. Saya seorang penulis konten berpengalaman dan pakar Digital Marketing, dengan rekam jejak yang terbukti dalam menulis konten yang menarik dan informatif. Sebagian besar keahlian saya berada di dunia tulis menulis, blogging, investasi, dan trading. Semoga tulisan saya membantu meningkatkan nilai di bidang yang kamu minati.

Tinggalkan komentar