Ayolah cara cek berita fakta atau hoax itu mudah, biasakan saring terlebih dahulu baru sharing.
Sebenarnya saya tidak tertarik untuk mengulas artikel ini. Karena saya pikir kita semua sudah tahu cara membedakan berita fakta dan hoax. Namun ternyata masih banyak juga masyarakat yang mudah tertipu oleh berita yang belum tentu benar.
Terlebih lagi saat masa-masa kampanye pilpres 2019 baru-baru ini. Ada ada saja kelakuan netijen yang bikin greget. Greget bukan karena gemes sama tingkah lucunya, tapi karena tingkah konyolnya.
Ya konyol, karena mereka (oknum netijen) merasa takut dan ragu dengan suatu berita. Tapi anehnya tidak mengecek terlebih dahulu kebenaran berita tersebut. Justru yang mereka lakukan pertama adalah menyebar berita tersebut dengan harapan ada yang menjawabnya.
Kemudian ada lagi yang lebih aneh, yaitu tipe orang yang hanya membaca judul atau thumbnail berita tanpa membaca isinya. Setelah itu mereka langsung membagikannya ke sosmed dan beropini bla blaa blaa gak jelas. Hadehh..π
Sebenarnya menyebar berita ke sosmed dengan harapan bisa mendapatkan jawaban itu tidak salah, hanya saja kurang tepat. Contohnya begini, misal anggaplah saya menyebar berita dengan menyerukan βehh ini benar apa gak ya? Si B korupsi lohβ. Otomatis postingan itu akan menimbulkan spekulasi banyak pihak. Tidak hanya itu, bisa saja ada orang yang melihat postingan saya. Kemudian dia share lagi dengan menuliskan caption βSi B bangsat ternyata korupsiβ. Wah, kasihan si Bnya kan! Bisa memakan korban dan menimbulkan keributan kalau begini.
Baca juga: Negeri yang dulunya menjunjung tinggi sopan santun, kini saling mencela seolah bukan saudara.
Saya hanya ingin bilang bahwa dengan menyebar berita yang belum tentu benar itu justru akan menambah jumlah orang yang terkena korban hoax. Apa susahnya kalau kita biasakan mencari terlebih dahulu kebenarannya. Kan bisa kita cek langsung beritanya di internet. Toh asalnya berita tersebut juga dari internet. Jika tidak ada bukti atau sumber kredibel yang mengulasnya di internet maka lebih baik jangan share (jangan menambah korban).
Contoh hangat korban hoax yang paling tenar menjelang pemilu kemarin adalah adanya info putusan MK yang menyatakan bahwa yang mempunyai ektp bisa memilih presiden. Memang benar MK mengeluarkan putusan itu, tapi ada syarat tambahannya. Syaratnya yaitu harus memilih di TPS yang sama dengan alamat yang ada di ektp.
Sialnya syarat itu tidak dipahami oleh kebanyakan orang. Akhirnya banyak orang yang marah-marah protes kenapa tidak bisa memilih, padahal punya ektp. Ya itu karena salah sendiri, mereka hanya membaca kutipan postingan orang tanpa membaca sumber beritanya secara keseluruhan.
Lantas bagaimana caranya cek bahwa berita itu fakta atau hoax?
Perbedaan berita hoax dan fakta itu bisa di bedakan dengan mudah. Kuncinya hanya satu yaitu pastikan kamu membaca sumber asli berita tersebut. Berikut beberapa ciri-ciri berita hoax:
- Berita hoax sumbernya tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi (whispered propaganda)
- Mencatut nama tokoh berpengaruh atau menggunakan nama yang mirip dengan media terkenal.
- Judul provokatif tidak sesuai dengan isinya.
- Biasanya disebarkan oleh media abal-abal atau orang yang tidak jelas identitasnya (akun palsu).
- Biasanya menunjukkan foto-foto lama atau ditempat lain yang dimanipulasi dengan keterangan provokasi tanpa mencantumkan sumber berita yang valid.
Ada dua cara mudah untuk mengecek apakah itu berita hoax atau fakta. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Cek langsung di internet
Cara paling mudahnya adalah dengan mengeceknya melalui internet. Jika berita tersebut dimuat oleh banyak media nasional terpercaya seperti kompas, detik, cnn, tempo, kumparan, liputan 6, viva dll yang sudah terkenal. Maka sudah bisa dipastikan bahwa berita itu valid. Ingat sekali lagi jangan hanya membaca judul, biasakan memahami isi berita secara keseluruhan agar tidak salah persepsi.
2. Cek fakta melalui situs cekfakta.com
Cekfakta.com adalah situs verifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat. Sekarang sudah banyak jaringan berita besar yang tergabung dalam sebuah proyek pengecekan fakta oleh MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia). Media tersebut adalah yang tergabung di AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia) serta didukung oleh Google News Initiative dan Internews serta FirstDraft.
Baca juga: Laporkan konten negatif melalui aduan konten KOMINFO.
Media yang tergabung terdiri dari detik, kompas, tempo, tirto, liputan 6, merdeka dll. Setidaknya ada lebih dari 21 media nasional dan lokal yang sudah tergabung.
Untuk mengecek berbagai berita apakah itu fakta atau hoax silahkan kunjungi langsung halaman cekfakta.com. Kemudian ketikkan berita apa yang ingin kamu cek kebenarannya di kolom pencarian.
Atau cara mudahnya yaitu dengan mengetikkan langsung di google dengan keyword βcek fakta (tulis berita yang ingin di cek)β. Misal βcek fakta bawa ektp bisa nyoblosβ.