Semoga kedamaian, kesejahteraan senantiasa Allah Subhanahu wa Ta’ala limpahkan untukmu serta rahmat dan berkah-Nya selalu. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyanjung para muslimah, mukminah dan para wanita yang sabar nan khusu’ . Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka bahwa mereka adalah wanita-wanita itu yang menjaga diri disaat sang suami keluar sesuai dengan tuntutan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tatkala Allah l menyebut sifat-sifat orang-orang yang shalih, Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): “Sesungguh nya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan sebagian yang lain.” (Ali Imran: 195)
Sehubungan dengan bulan (yang mulia) ini (kitab kecil ini ditulis untuk menyambut bulan Ramadlan).. aku hadiahkan padamu wahai pemudi Islam dan wahai hamba Allah (hadiah) berupa pemberian ucapan selamat dengan munculnya bulan yang mulia ini. Seraya mohon untukku dan untukmu ampunan dan taubat yang tulus. Dan terimalah sepercik nasehat dari kami yang aku sajikan dalam sepuluh point:
Pertama: Wanita Muslimah senantiasa beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Rabbnya, percaya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sebagai Nabinya, dan percaya Islam sebagai agamanya. Dan tampak wujud iman itu dalam perkataan, amalan dan I’tiqad. Dia senantiasa waspada, menjauhi murka Allah dan takut pada kepedihan adzab-Nya serta menjauhi apa-apa yang menyelisihi perintah-Nya.
Kedua: Wanita Muslimah senantiasa menjaga shalat lima waktu dengan wudhunya dan khusu’nya serta memperhatikan waktunya. Kesibukan tertentu tidak menjadikan shalat terabaikan. Kesenangan tertentu tidak sampai melalaikan ibadah. Sehingga tampaklah padanya dampak dari penghayatan shalat. Karena sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dan shalat juga merupakan benteng yang besar dari kemaksiatan.
Ketiga: Wanita Muslimah senantiasa menjaga dan memelihara hijab. Merasa senang hati dan mulia dengan busana muslimah itu. Dia tidak keluar kecuali selalu menutup auratnya dan memohon perlindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan dia bersyukur kepadaNya atas kemulian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hijab tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah menjaga dan menginginkan kesucian dirinya. Allah berfirman:
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke tubuhnya”. (al-Ahzab: 59)
Keempat: Wanita Muslimah senantiasa bersemangat untuk menjalankan ketaatan pada suaminya, bersikap lemah lembut terhadapnya, menyayanginya, dan mendorongnya kepada kebaikan, memberi nasehat kepadanya dan menjadikan sang suami bisa beristirahat. Dia tidak meninggikan suara terhadapnya dan tidak menyakiti dalam kata-kata.
Telah tersebut di dalam riwayat yang shahih bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
Apabila seorang wanita shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadlan dan taat pada suaminya niscaya dia masuk surga Rabbnya. (HR. Ahmad dan Thabarani).
Kelima: Wanita Muslimah senantiasa mendidik anak-anaknya untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengajarkan pada mereka aqidah yang benar, menanamkan pada hati mereka kecintaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kecintaan pada Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, serta menjauhkan mereka dari kemaksiatan dan akhlaq yang tercela. Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim:6)
Keenam: Wanita Muslimah tidak bersepi-sepi dengan laki-laki asing (bukan mahram). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
Tidaklah seorang perempuan bersepi-sepi dengan seorang laki-laki kecuali setan menjadi yang ketiganya. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Al-Hakim)
Sehingga dia tidak bepergian tanpa mahram, dan tidak mendatangi pasar-pasar dan tempat-tempat umum kecuali dalam kondisi mendesak sambil memakai hijab, terselimuti dan rapi tertutup.
Ketujuh: Wanita Muslimah tidak menyerupai laki-laki pada perkara yang khusus bagi laki-laki. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :
Allah melaknat orang laki-laki yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai laki-laki. (Hadits shahih).
Dan jangan sampai menyerupai perempuan-perempuan kafir pada ciri khas mereka dalam hal pakaian, gerak-gerik, dan tingkah laku, dan lainnya. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk mereka. (HSR. Ahmad, Abu Dawud dan lainnya)
Kedelapan: Wanita Muslimah sebagai seorang da’i yang menyeru menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala di barisan perempuan dengan bahasa yang baik, dengan berkunjung ketetangga, dengan menelpon saudari-saudarinya, dengan kitab-kitab kecil dan kaset-kaset Islami. Dia juga melakukan apa yang ia katakan, dan giat untuk menyelamatkan diri dan saudarinya dari adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :
Sesungguhnya bila Allah memberikan hidayah kepada satu orang lantaran anda, itu lebih baik bagi anda daripada harta yang termahal. (HSR. Bukhari dan Muslim).
Kesembilan: Wanita Muslimah senantiasa menjaga hatinya dari perkara syubhat (yang samar) dan syahwat serta menjaga matanya dari perkara yang haram. Menjaga telinganya dari musik, perkataan cabul/jorok dan dosa. Menjaga anggota tubuh seluruhnya dari penyimpangan. Dan mengetahui bahwa yang demikian ini adalah taqwa. Sabda Rasulullah (yang artinya):
Malulah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Barangsiapa yang malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya niscaya dia akan menjaga kepala dan apa yang ada di dalamnya dan (menjaga) perut dan apa yang dimuatnya. Dan barangsiapa yang mengingat kematian dan kebinasaan, dia akan meninggalkan perhiasan kehidupan dunia. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Hakim).
Kesepuluh: Wanita Muslimah memelihara waktunya agar tidak terbuang sia-sia, menjaga siang hari atau malamnya agar tidak berantakan. Dia menjauhkan diri dari ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), ataupun mencaci, dan hal-hal yang tidak berguna lainnya. Allah berfirman (yang artinya):
Dan jauhilah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan senda gurau dan mereka telah terpedaya dengan kehidupan dunia. (Al-An’am:70)
Allah Ta’ala berfirman tentang kaum yang menyia-nyiakan umurnya, bahwa mereka akan berkata:
Betapa ruginya kami karena apa-apa yang telah kami lalaikan di dalamnya (dunia) (Al-An’am: 31)
Ya Allah… berikan petunjuk kepada pemuda-pemudi Islam menuju apa yang Engkau cintai dan ridhai, dan isilah hati mereka dengan iman. Mudah-mudahan shalawat dan salam tercurahkan kepada nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Majalah As-Sunnah Edisi 09/Th.IV/1421-2000