Apakah kamu tahu apa dampak negatif internet bagi pelajar? Orang sering menganggap internet sebagai dua bilah sisi mata pisau. Ada efek baik yang bisa kita rasakan dan ada juga efek buruknya. Namun saya lebih setuju jika internet diibaratkan dengan pisau itu sendiri. Karena terkadang internet bisa membantu kita namun kadang juga bisa melukai diri kita sendiri.
Pada jaman modern sekarang ini internet sudah ada di mana-mana. Hampir semua hal yang ingin kita lakukan solusinya adalah internet. Terlebih lagi jika kamu adalah seorang pelajar, pasti tidak akan pernah lepas dengan internet.
Banyak manfaat internet yang bisa membantu pelajar. Misalnya membantu pelajar menambah wawasan, membantu mengerjakan tugas sekolah, mencari referensi artikel dll. Saya sendiri sebagai kaum pelajar juga sangat terbantu dengan mudahnya akses internet. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa selain menambah wawasan, internet adalah jurang yang bisa membuat orang tenggelam dengan keasyikannya.
Usia pelajar kebanyakan adalah anak baru gede (ABG). Dimana kita tahu kebanyakan usia ini adalah usia yang penuh semangat dan rasa penasaran yang tinggi. Oleh karena itu mengenalkan sesuatu yang mempunyai sisi baik dan buruk tentu akan sangat berbahaya tanpa pengawasan atau arahan.
Bisa saja pelajar tersebut justru terjerumus ke sisi negatif dari pada sisi baiknya. Jika sudah terjeremus ke sisi negatif maka sudah pasti akan memberikan efek buruk bagi pelajar tersebut.
Dampak negatif internet bagi pelajar yang harus kamu tahu
Berikut dampak buruk internet bagi pelajar akibat penggunaan internet yang salah.
1. Pornografi dan Pornoaksi
Hal yang paling buruk dari semua dampak negatif internet bagi kaum pelajar yang masih SMP dan SMA adalah konten dewasa. Terlebih lagi masa mereka adalah masa pubertas yaitu masa dimana terjadi pematangan fisik, psikis dan fungsi seksual. Sudah pasti jika melihat hal tersebut akan membuat mereka penasaran dan lama-lama akan kecanduan.
Berikut grafik yang menyatakan bahayanya konten dewasa, bahkan pelajar SD kelas 4-6 banyak yang sudah pernah mengakses konten tersebut.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa di jabodetabek dan semarang pada januari 2008 – maret 2011 siswa kelas 4-6 SD pun sudah pernah mengakses konten blue tersebut. Sungguh miris sekali! Media yang paling banyak digunakan adalah situs internet.
Selain berdasarkan data gambar di atas. Contoh nyata yang bisa kita lihat disekitar kita sekarang adalah banyak pelajar SMP bahkan SD yang sudah pacaran dan yang lebih parah mereka sudah mengenal yang namanya ciuman. Hal ini tentu akan merusak mental kaum remaja untuk berkembang. Karena yang ada dipikiran mereka hanya soal cinta bukan kreativitas.
Beruntung sekarang kominfo memblokir konten-konten dewasa di mesin penelusuran seperti google, bing dll. Sehingga bisa meminimalisir dampak negatif internet bagi kaum pelajar.
Baca Juga: Ayo laporkan setiap konten negatif ke kominfo.
2. Kecanduan game online
Saya percaya bahwa game tidak sepenuhnya buruk. Karena game juga bisa merangsang nalar dan otak untuk berkembang. Namun game akan berdampak buruk jika sudah memberikan candunya. Membuat kita bermain seharian tanpa kenal waktu.
Kecanduan game akan membuat kita tidak mempedulikan kesehatan, rela begadang sampai larut malam hanya untuk push rank, malas belajar, dan lebih parahnya melakukan segala hal demi untuk bisa bermain game.
Berikut ini gambaran kondisi pesikologis pelajar yang kecanduan game online pada kasus salah satu SMA di Pekanbaru.
Buat kamu yang ingin membaca jurnal lengkapnya silahkan buka pada link berikut: https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/download/20017/19356.
Dampak negatif kecanduan game tidak hanya di rasakan oleh kaum pelajar. Bahkan anak-anak yang belum masuk SD juga ikut terpengaruh. Ada kasus di wilayah sulawesi selatan, dimana ada anak yang kelamaan main game matanya menjadi (maaf juling). Itu lah pentingnya pengawasan dan arahan kapada pelajar khususnya yang masih remaja ke bawah. Jangan sampai kita sebagai orang dewasa memberikan kebebasan yang berlebihan kepada mereka tanpa peduli masa depannya.
3. Kecanduan media sosial
Semua pelajar jaman sekarang pasti mempunyai akun facebook, instagram, whatsapp maupun media sosial lainnya. Terkadang justru media sosial ini faktor terbesar ke dua setelah game yang paling sering membuat pelajar lupa waktu. Jangan lupa bahwa pada januari 2018 indonesia masuk ke dalam daftar tiga besar negara yang penduduknya menghabiskan waktu paling banyak di sosial media.
Memang media sosial adalah wadah untuk berinteraksi dengan orang lain yang bagus. Namun terlalu sering bergantung dengan media sosial juga akan membuat kebiasaan kita melenceng dan cenderung tidak produktif.
4. Lupa waktu
Selain bermanfaat, menggunakan internet adalah hal yang menyenangkan. Karena banyak hal bisa dilakukan dengan menggunakan internet. Contohnya seperti hiburan, game, sosial media dll semua bisa diakses dengan mudah. Hal tersebut membuat si penggunanya merasa nyaman dan lama kelamaan akan lupa waktu. Ini adalah efek yang pasti dirasakan oleh semua kaum pelajar.
Akibat keasyikan berada di dunia maya mereka akan lupa dengan belajar, tugas sekolah, bahkan kegiatan sehari-harinya hanya diisi dengan streaming video atau bermain game saja. Tidak pernah lagi berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain. Hal ini akan menurunkan kemampuan interaksi maupun sikap pedulinya terhadap lingkungan sekitar.
Ini adalah dampak negatif internet yang terjadi secara tidak langsung. Para pelajar secara perlahan akan kehilangan minat untuk belajar maupun membacanya. Mereka lebih suka menonton daripada membaca karena lebih keren dan menyenangkan.
Contoh konkritnya adalah pelajar yang sudah diberikan HP. Banyak orang tua mengeluh peringkat anaknya di sekolah menurun karena hal ini. Ini membuktikan bahwa internet berdampak buruk jika tanpa pengawasan dan arahan.
6. Membuat orang malas melakukan sesuatu
Sifat dasar manusia adalah suka berada pada zona nyaman. Terlebih lagi bagi seorang pelajar remaja yang hobinya masih senang bermain. Jika dia menemukan hal yang membutnya nyaman, sudah pasti dia akan kembali lagi ke hal itu jika sedang nganggur atau bersantai.
Mereka terlalu sering melakukan hal itu, hingga dia tidak pernah mencoba hal lain. Akibatnya setiap waktu kosong akan kembali untuk berselancar di internet. Karena hanya hal itu yang membuatnya nyaman.
7. Perilaku sosial menyimpang dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar
Perilaku menyimpang ini berupa pelajar tersebut kurang atau malas bergaul dengan teman maupun lingkungan disekitarnya. Mereka cenderung menyendiri, lebih asik berselancar di dunia maya. Kurang peduli terhadap orang lain maupun lingkungan disekitarnya.
Contoh faktualnya adalah banyak remaja sekarang yang nongkrong bareng tapi semua nya asik bermain hp. Kebayakan justru tidak berinteraksi dengan teman yang ada didekatnya. Mereka asik bermain gadgetnya masing-masing. Selain itu kebanyakan pelajar sekarang kurang PD jika tidak membawa hp. Mereka merasa bahwa separuh hidupnya tidak lengkap tanpa adanya HP.
8. Belajar istilah kata-kata kasar
Pelajar adalah generasi yang mudah mengikuti tren. Sedangkan dunia maya adalah dunia yang penuh cacian. Jangan sampai pelajar tersebut ikut arus dan mulai belajar untuk mencaci orang lain. Sehingga perilaku ini terbawa ke dunia nyata. Bahkan ironisnya terkadang ada pelajar remaja yang tanpa rasa bersalah memaki orang tuanya sendiri.
9. Merusak kesehatan mata
Internet erat kaitannya dengan gadget, sehingga semakin lama pelajar bermain internet maka akan semakin lama juga ia memandangi gadget tersebut. Gadget sudah lama dikenal sebagai pemancar radiasi yang bisa berbahaya bagi mata. Meskipun tidak secara langsung, jika pelajar memandangi layar terus menerus dengan posisi tidur maka bisa berbahaya.
Dampak negatif yang sederhana adalah mata akan gatal dan berair. Sedangkan yang paling parah seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa bisa mengakibatkan juling.
10. Kurangnya kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain
Memang benar media sosial atau melalui internet kita bisa melakukan komunikasi degan orang lain. Tapi kenapa justru pecandu sosial media dikatakan sebagai anti sosial, lebih cenderung lemah ketika berinteraksi dengan orang lain?
Penyebabnya adalah karena media sosial kebanyakan komunikasinya secara tidak langsung. Sehingga kondisi psikisnya tidak terlalu mempengaruhi. Mereka merasa lebih berani ketika lawan bicaranya tidak melihat langsung. Namun ketika bertatapan muka secara langsung, keberaniannya akan cenderung hilang. Hal ini disebabkan karena psikisnya lemah, tidak pernah dilatih untuk berinteraksi dengan orang lain secara langsung.
Demikian beberapa dampak negatif internet yang bisa terjadi pada pelajar. Semoga dengan mengetahui dampak negatifnya tersebut, kita sebagai orang tua maupun saudara dekat bisa melakukan pengawasan dan arahan. Pengawasan tidak hanya dengan memarahinya tapi juga dengan menunjukkan bahwa masih banyak hal lain yang menyenangkan selain internet. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan pelajar dengan dunia maya maupun internet.