Dapat tugas bikin angket, tapi malah bengong depan laptop sambil nanya: “Ini mulai dari mana ya?”
Udah buka Google Forms, tapi bingung mau isi pertanyaannya kayak gimana. Mau niru punya teman takut ketahuan dosen, mau bikin sendiri malah mentok ide…Wkwkwk.
Tenang…
Artikel ini bakal bantu kamu paham cara membuat angket yang baik dan benar — nggak cuma asal tanya, tapi juga bisa dapetin data yang beneran berguna.
Mulai dari:
- Langkah-langkah menyusun angket dengan tujuan yang jelas
- Tips merancang pertanyaan biar nggak membingungkan responden
- Hingga contoh-contohnya berdasarkan topik tertentu
Yuk, simak sampai habis — biar angketmu nggak cuma selesai, tapi juga bikin dosen atau pembimbingmu angkat jempol!
Cara Membuat Angket yang Efektif untuk Penelitian
Pernah ngerasa kayak lagi bikin tebak-tebakan saat membuat angket?
Hihi… cung yang pernah ngalamin!
Banyak orang nyerah sebelum mulai karena bingung harus nulis apa. Padahal, asal kamu tahu cara membuat angket penelitian dengan benar, datanya bisa jadi tambang emas buat kesimpulan yang valid loh…
Ingat, kalau bikin ini asal-asalan tuh kayak mie instan tanpa bumbu — kelihatannya lengkap, tapi hambar hasilnya.
Yuk, kita ulik bareng gimana cara buat angket yang enggak cuma formalitas doang!
Nah…
Kalau angket penelitian itu ibarat gebetan, maka kamu harus kenalan dulu sebelum nembak, bukan asal bilang “mau gak pacaran?” tanpa tahu hobinya apa. Supaya kamu enggak kena tolak mentah-mentah juga — eh maksudnya, supaya datamu valid…hihi, kamu harus ngerti dulu arti dan fungsinya.
So, yuk cusss dulu ke…
Pengertian dan Fungsi Angket dalam Penelitian
Sebelum kamu ngebut bikin angket penelitian, penting banget buat tahu dulu kamu ini lagi main di lapangan mana.
Jangan asal bikin pertanyaan kalau belum tahu tujuan hidup si angket itu sendiri.
Kayak kamu ngajak orang ngobrol tanpa tahu topiknya gitu loh — malah jadi awkward. Nah makanya, yuk kita kenalan dulu, biar kamu paham betul cara membuat angket yang bermakna dan berdampak.
Apa Itu Angket?
Angket penelitian itu kayak mantan — nggak bisa kamu pahami cuma dari permukaan.
Seriusan!
Ini adalah alat yang kamu pake buat ngumpulin data dari responden secara sistematis.
Nah, menurut Sugiyono (2013), angket itu kumpulan pertanyaan tertulis buat dapetin info dari responden. Jadi, kalau kamu mau paham cara membuat angket penelitian, kamu kudu ngerti dulu struktur dasarnya.
Biar nggak salah tafsir, cermatin dulu deh tabel ini ya:
Elemen Angket | Artinya apa sih? | Contoh |
---|---|---|
Pertanyaan Terbuka | Jawaban bebas tanpa batasan | “Apa pendapat kamu soal kopi susu?” |
Pertanyaan Tertutup | Jawaban terbatas dan terstruktur | “Suka kopi susu?” (☑ Ya / ☐ Tidak) |
Note:
Kalau kamu pengen data yang “dalam”, pakai yang terbuka. Tapi kalau butuh data cepat dan gampang dihitung, tertutup adalah sahabatmu.
FYI…
Angket pertama kali muncul pada abad ke-19 oleh Charles Booth buat meneliti kemiskinan daerah London loh…
Gimana?
Udah tahu artinya?
Sekarang kita bakal kulik soal perbedaannya sama kuesioner. Jangan salah loh, meski kelihatannya mirip kayak kembar identik, ternyata mereka punya sifat kayak siang dan malam.
Baca juga: Ciri Ciri Peluang Usaha yang Baik (Jangan Sampai Salah Pilih!)
Perbedaan antara Angket dan Kuesioner
Banyak orang bingung bedain angket penelitian dan kuesioner.
Biar gampang, angketnya itu ibarat sepiring nasi padang, sedangkan kuesionernya itu cuma sambalnya — alias bagian dari angket.
Simak ringkasannya dalam tabel ini ya:
Aspek | Angket | Kuesioner |
---|---|---|
Definisi | Alat penelitian buat ngumpulin data dengan pertanyaan tertulis | Daftar pertanyaan spesifik untuk mendapatkan informasi |
Ruang Lingkup | Lebih luas, bisa mencakup wawancara, observasi, dan dokumen tambahan | Fokus ke pertanyaan tertulis aja |
Fleksibilitas | Bisa kamu kombinasikan dengan metode lain | Biasanya metode tunggal |
Contoh | Survei kepuasan pelanggan, riset sosial | Formulir pendaftaran, polling online |
Note:
Kalau kamu butuh data yang lengkap, pakai angket. Tapi kalau cuma mau tahu opini singkat, kuesioner lebih simpel.

Tips & Trik:
Kalau kamu bingung cara membuat angket penelitian, pastikan dulu apakah kamu butuh pertanyaan mendalam atau sekadar polling. Jangan sampai niatnya bikin riset, malah jadi isian biodata!
Btw…
Google Form itu termasuk kuesioner loh, bukan angket! Jadi kalau kamu sering ngisi “Seberapa puas kamu dengan layanan kami?” — yup, itu kuesioner ya!
Okeh…
Sekarang kamu udah paham beda membuat angket dan kuesioner, tapi… kapan sih pemakaiannya itu lebih efektif daripada metode lain kayak wawancara? Jangan sampai salah pilih metode dan berujung nyesel! Yuk, lanjut ke pembahasannya di bagian berikutnya!
Kapan Angket Lebih Efektif Dibanding Wawancara?
Kalau kamu butuh jawaban banyak orang tanpa repot nanya satu-satu, angket penelitian adalah solusinya.
Kapan harus pake ini?
- Responden banyak (100+ orang? Wawancara bakal bikin kamu ubanan).
- Data kuantitatif (angka-angka, grafik, statistik — bukan curhatan!).
- Anonimitas penting (biar jawaban lebih jujur, misalnya survei gaji).
Ingat:
Kalau butuh jawaban mendalam, wawancara lebih cocok!
Nah, udah tahu kapan cara membuat angket penelitian lebih efektif? Sekarang, kenapa sih media ini tuh sering jadi pilihan utama dalam penelitian?
Lanjutin bacanya ya…
Mengapa Angket Digunakan dalam Penelitian?
Singkatnya karena:
- Cepat & Praktis – Bayangin kalau kamu harus wawancara 500 orang. Pingsan nggak? Dengan membuat media ini, tinggal sebar, tunggu, terus analisis!
- Hemat Biaya – Cara buat angket? Gratis pake Google Form! Nggak perlu cetak kertas segambreng.
- Data Bisa Kamu bandingkan – Jawaban responden gampang dikoding ke angka, bikin statistik makin cakep!
- Anonim = Jujur – Orang lebih nyaman jawab tanpa takut dihakimi.
Sekarang kamu paham kenapa media penelitian ini jadi favorit, tapi… gak semua angket sama loh!
Ini dia infonya:
Baca juga: Cara Menghilangkan Tulisan TikTok di Video (100% Works)
Jenis-Jenis Angket dalam Penelitian
Ada beberapa jenis dari media ini biar kamu tahu sebelum mulai.
Yaitu:
- Terbuka – Responden bebas jawab sepuasnya. Cocok buat eksplorasi mendalam, tapi siap-siap puyeng baca jawabannya!
- Tertutup – Pilihan jawaban sudah disiapkan (misal: A, B, C, D). Lebih gampang dianalisis, tapi kurang fleksibel.
- Kombinasi – Gabungan terbuka & tertutup. Solusi paling balance!
- Langsung vs. Tidak Langsung – Langsung = tatap muka. Tidak langsung = via Google Form atau email.
Oke, sekarang kita masuk ke materi inti kita pada bahasan ini.
Jangan skip! Lanjutin terus bacanya ya…
Langkah-Langkah dalam Membuat Angket
Angket itu kayak kompas penelitian – kalau salah bikin, data bisa nyasar entah ke mana! Makanya, kita harus rancang angket penelitian dengan strategi yang jitu.
Nah, sebelum mulai bikin, tanya diri sendiri:
- Mau tahu apa dari responden?
- Data ini bakal dipakai buat apa?
- Apakah ini buat skripsi, riset bisnis, atau sekadar tahu selera pelanggan?
Karena tanpa tujuan yang jelas, angketmu bakal kayak daftar pertanyaan tak berfaedah!
Nah, kita udah mulai paham nih kalau cara membuat angket penelitian itu harus kita mulai dari tujuan yang solid.
So, mari lanjut bahas gimana cara menyusun pertanyaan yang pas buat angket-mu itu!
Menentukan Tujuan Angket
Kenapa harus jelas?
Karena media penelitian yang nggak punya tujuan itu kayak naik motor tanpa tahu mau ke mana — ujung-ujungnya muter-muter doang!
Tentukan dulu tujuannya itu buat apa:
- Skripsi? Pastikan sesuai teori & variabel penelitian.
- Riset bisnis? Fokus ke tren pelanggan atau kepuasan mereka.
- Evaluasi program? Ukur efektivitas & dampak program yang dijalankan.
Tips:
Bikin tujuan yang spesifik, misalnya: “Menganalisis kepuasan pelanggan terhadap layanan e-commerce dalam 6 bulan terakhir.”
Setelah tujuanmu mantap, sekarang kita masuk ke bagian krusial: Gimana cara membuat angket yang nggak bikin responden pusing tujuh keliling?
Menyusun Pertanyaan yang Relevan
Kenapa pertanyaan harus relevan?
Karena kalau nggak, angket penelitian bisa jadi ajang curhat yang gak ada hubungannya sama topik riset!

Prinsip utama bikin pertanyaan:
- Jelas & langsung ke inti – Hindari pertanyaan berbelit kayak sinetron.
- Tidak bias – Jangan pakai kata-kata yang menggiring jawaban.
- Bahasanya gampang dimengerti – Jangan bikin responden buka kamus tiap baca pertanyaan!
Trik:
Buat alur dari umum ke spesifik.
Contoh:
- Seberapa sering kamu berbelanja online?
- Platform mana yang paling sering kamu gunakan?
- Apa faktor utama yang memengaruhi keputusan belanja kamu?
Nah, setelah tahu cara bikin pertanyaan yang nggak bikin responden kabur, saatnya bahas cara memilih skala pengukuran yang pas!
Baca juga: Kenapa Muncul Nobody at Home / Office to Receive Shipment? (Solusinya!)
Memilih Skala Pengukuran yang Tepat
Kenapa skala itu penting?
Karena tanpa skala yang jelas, membuat angket penelitian bisa jadi kayak nanya, “Seberapa enak bakso ini?” tanpa ada ukuran pasti!
Bingung kan kalau gitu? Makanya, kamu bakal perlu skala ini.
Jenis-jenis skala yang sering dipakai:
Jenis Skala | Contoh Penggunaan | Cara Membaca Data |
---|---|---|
Likert (1-5) | Menilai kepuasan pelanggan | Hitung rata-rata, makin tinggi makin puas! |
Nominal | Jenis kelamin, status pernikahan | Data kategori, gak bisa kamu urutkan! |
Ordinal | Tingkat pendidikan | Bisa diurutkan, tapi jaraknya gak pasti! |
Interval | Suhu dalam Celsius | Bisa hitung selisihnya, tapi gak ada nol mutlak! |
Rasio | Penghasilan per bulan | Ada nol mutlak, bisa kamu bandingkan secara proporsi! |
Tips memilih skala:
- Kalau butuh pendapat atau sikap, pakai Likert.
- Kalau cuma butuh kategori, pakai nominal.
- Kalau ingin tahu urutan, pilih ordinal.
- Kalau angka bisa diukur dengan selisih pasti, gunakan interval atau rasio.
Oke boskuh, kita udah punya skala pengukuran yang pas!
Tapi, kalau pertanyaannya bikin pusing, responden malah kabur tau! Makanya, nyok lanjut ke tips biar pertanyaan yang kamu siapin gak bikin bingung audiens-mu!
Tips Merancang Pertanyaan agar Tidak Membingungkan Responden
Kalau pertanyaannya bikin bingung, responden bisa jadi kayak orang nyasar di jalan tol — gak tahu harus belok ke mana! Jadi, biar cara membuat angket penelitian kamu makin mantul, yuk pastiin pertanyaannya gampang dipahami!
Gunakan Bahasa yang Sederhana dan Jelas
Jangan begini:
“Seberapa sering Anda menginisiasi komunikasi interpersonal dalam lingkungan profesional dengan metode asinkron?”
Aji gile kan? Mau kelihatan pinter atau gimana pake pertanyaan jelimet gitu? Hihi…
Lebih baik begini:
“Seberapa sering Anda menghubungi rekan kerja lewat email atau chat?”
Tips:
- Hindari istilah teknis, kecuali audiens-nya itu ilmuwan roket…hihi.
- Gunakan bahasa sehari-hari supaya responden gak mikir keras!
Jangan Mengarahkan Jawaban Responden
Pertanyaan bias:
“Seberapa puas Anda dengan layanan super cepat dan ramah dari toko kami?” (Ini udah kayak minta dipuji! Wkwkwk…)
Pertanyaan netral:
“Seberapa puas Anda dengan layanan toko kami?”
Trik menghindari bias:
- Hindari kata-kata emosional atau yang bisa mengarahkan jawaban.
- Jangan pakai kata sifat yang sudah memberikan penilaian.
Batasi Jumlah Pertanyaan agar Tidak Terlalu Panjang
Idealnya?
10-15 pertanyaan udah cukup! Kalau lebih, responden bisa bosan dan asal jawab.
Cara bikin responden tetap fokus:
- Buat pertanyaan singkat dan to the point.
- Gunakan format pilihan ganda untuk mempercepat jawaban.
Udah ngerti cara bikin pertanyaan yang jernih?
Mantap!
Tapi sekarang, gimana kalau cara buat angket ini bisa lebih modern dan otomatis? Yuk, kita bahas cara bikin angket di Google Form biar skill angket-mu makin lengkap!
Baca juga: Cara Garis Bawah di WA (Trik Underline WhatsApp Terbaru!)
Cara Membuat Angket di Google Form: Dari Nol Sampai Jadi!

Bikin ini secara manual itu udah mulai kerasa jadul sih ya brosis! Hihi…
Sekarang jamannya serba digital! Google Form hadir buat nyelametin kita dari urusan cetak-mencetak dan masukin data satu per satu.
Mau tahu cara buat angket yang simpel, cepat, dan auto rapi? Yuk, gaskeun!
Langkah-Langkah Membuat Angket di Google Form
Ikuti langkah ini biar gak nyasar kayak ayam kehilangan induk!
- Buka Google Form di forms.google.com.
- Klik tanda ‘+’ buat bikin angket baru.
- Judul & deskripsi, biar responden gak bingung.
- Tambah pertanyaan satu per satu (bisa pilihan ganda, isian singkat, atau rating).
- Atur wajib/tidaknya pertanyaan (biar responden gak skip pertanyaan penting).
- Cek ulang & tes dulu sebelum dishare!
Pemilihan Jenis Pertanyaan di Google Form
Kenali jenis pertanyaan yang pas buat media penelitian kamu nanti:
Jenis Pertanyaan | Kegunaan |
---|---|
Jawaban Singkat | Nama, usia, alamat |
Pilihan Ganda | Opsi ‘Ya’ atau ‘Tidak’ |
Kotak Centang | Bisa pilih lebih dari satu opsi |
Skala Linear | Misalnya: 1-5, dari ‘Tidak Setuju’ sampai ‘Sangat Setuju’ |
Tips:
Jangan semua pertanyaan pake isian panjang, nanti responden kabur! Hihi…
Pengaturan Google Form agar Data Mudah Dianalisis
Biar gak ribet saat analisis, pastiin:
- Gunakan format jawaban yang sesuai (angka untuk usia, pilihan ganda untuk opini).
- Aktifkan validasi input, biar gak ada yang masukin umur “1000 tahun” di angket!
- Sinkronkan dengan Google Sheet, biar hasilnya langsung rapi dan bisa dianalisis lebih lanjut.
Membagikan Angket ke Responden Secara Efektif
Gimana caranya biar banyak yang isi angket?
- Email: Cocok buat penelitian formal.
- Media Sosial: Bisa lewat WhatsApp, Instagram, atau Twitter biar viral!
- Grup Komunitas: Share ke forum yang relevan dengan topikmu.
Trik:
Tambahin hadiah kecil buat yang ngisi, pasti langsung rame! Hihi…
Nah, kalau udah nyampe sini, angket kamu udah jadi dan siap disebar!
Tapi, kira-kira angket penelitian kayak gimana sih yang bagus? Nah, biar makin jelas, yuk kita bahas contoh angket penelitian berdasarkan topik tertentu!
Contoh Angket Penelitian Sederhana
Brosis, bikin angket itu kayak bikin martabak — kalau isinya salah, bisa-bisa responden langsung ilfil.
Hihi…serius loh!
Biar gak zonk, yuk kita lihat contoh angket penelitian yang pas buat berbagai topik!
Contoh Angket Penelitian Sosial
Studi Kasus: Meneliti kebiasaan konsumtif generasi milenial di e-commerce.
Kenapa ini penting? Supaya kita tahu kenapa saldo mereka selalu ‘menghilang’ tiap akhir bulan…hihi.
Pertanyaan | Jenis Jawaban |
---|---|
Seberapa sering Anda belanja online dalam sebulan? | Skala Likert 1-5 |
Platform e-commerce mana yang paling sering Anda gunakan? | Pilihan Ganda |
Faktor utama yang membuat Anda membeli barang secara online? | Kotak Centang |
Pernahkah Anda membeli barang karena iklan media sosial? | Ya/Tidak |
Note:
Kalau 80% jawab “Sering beli karena diskon”, artinya masyarakat kita punya mental ‘kalau gak diskon, gak beli’! Wkwkwk…
Baca juga: Fungsi Dial Indikator (Cara Kerja + Perbedaan Dial Gauge)
Contoh Angket Penelitian Pendidikan
Topik: Mengukur kepuasan siswa terhadap sistem pembelajaran daring.
Kenapa ini penting? Biar dosen/guru tahu kenapa siswa tiba-tiba ‘lost connection’ pas ditanya…hihi.
Pertanyaan | Jenis Jawaban |
---|---|
Apakah Anda merasa nyaman dengan metode pembelajaran daring? | Ya/Tidak |
Platform pembelajaran mana yang menurut Anda paling efektif? | Pilihan Ganda |
Apa tantangan terbesar dalam belajar online? | Isian Singkat |
Seberapa interaktif pengajaran guru/dosen dalam kelas daring? | Skala Likert 1-5 |
Note:
Kalau 90% bilang Zoom bikin ngantuk, saatnya berinovasi biar kelas gak kayak podcast ASMR!
Iya dong! Masa iya ngasih angket doang tapi gak follow up sama solusi…hihi.
Contoh Angket Penelitian Bisnis dan Pemasaran

Topik: Menganalisis kepuasan pelanggan terhadap produk minuman kekinian.
Kenapa ini penting? Biar tahu apakah pelanggan balik karena suka produknya atau sekadar kangen sama kasirnya…prikitiw modus wkwkwk.
Pertanyaan | Jenis Jawaban |
---|---|
Apa yang membuat Anda memilih brand minuman ini? | Kotak Centang |
Seberapa sering Anda membeli minuman ini dalam sebulan? | Skala Likert 1-5 |
Bagaimana kualitas rasa dan pelayanan dari brand ini? | Pilihan Ganda |
Apakah Anda akan merekomendasikan produk ini ke teman? | Ya/Tidak |
Note:
Kalau banyak yang jawab “Datang karena promo,” berarti bisnis harus siap-siap perang diskon terus!
Hihi…ini sering kejadian loh!
Nah, sekarang kamu udah punya gambaran cara membuat angket penelitian sesuai topik!
Tapi… kalau masih ada pertanyaan yang bikin bingung seputar angket ini, lanjut aja dulu ke sesi FAQ ya!
Siapa tahu langsung kejawab…
FAQ Seputar Cara Membuat Angket
Ingat, bikin angket itu bukan sekadar main tebak-tebakan…
Kalau salah langkah, hasilnya bisa kayak ramalan zodiak — ngambang dan gak jelas…wkwkwk.
Yuk simak beberapa pertanyaan yang konek sama materi kita:
– Menentukan Tujuan dan Responden: Kamu harus tahu dulu kenapa bikin angket ini. Mau buat skripsi? Riset bisnis? Atau cuma pengen tahu kenapa temanmu sering gak bales chat?
– Merancang Pertanyaan yang Relevan: Jangan sampai pertanyaannya kayak ujian TTS. Harus jelas, to the point, dan gak bikin responden bingung.
– Menguji Coba Angket Sebelum Disebar: Jangan asal tebar! Coba dulu ke beberapa orang buat ngecek apakah pertanyaannya bisa dipahami atau malah bikin responden ketawa kebingungan.
– Mengolah dan Menganalisis Hasil Data: Angket tanpa analisis itu ibarat beli boba tapi lupa sedotan. Harus diproses biar bermanfaat!
– Teknik Sampling yang Bisa Dipilih: Random Sampling: Cocok buat penelitian yang butuh hasil netral tanpa bias. Kayak undian doorprize, semua punya kesempatan!
– Stratifikasi Sampling: Responden dibagi dalam kelompok (misalnya berdasarkan usia, pekerjaan, atau wilayah). Biar datanya lebih representatif!
– Purposive Sampling: Pilih responden yang memang sesuai dengan tujuan penelitian (misal: hanya ibu-ibu muda untuk penelitian parenting).
Gunakan Software yang Sesuai:
– Microsoft Excel atau Google Sheets: Buat perhitungan sederhana dan grafik kece.
– SPSS: Cocok buat statistik tingkat lanjut (kalau gak mau pusing, bisa belajar pelan-pelan).
– Google Form (Otomatis Rekap Data!): Kalau gak mau ribet, Google Form bisa langsung kasih diagram pie, grafik batang, dan tabel hasil.
Analisis Deskriptif vs. Inferensial
– Deskriptif: Menceritakan data secara sederhana (misal: “70% responden suka kopi daripada teh”).
– Inferensial: Menggunakan statistik buat menarik kesimpulan lebih luas (misal: “Orang yang suka kopi cenderung lebih produktif dibanding peminum teh”).
Sebelum kita akhiri, kita rekap yuk maternyai biar gak gampang lupa.
Baca juga: Cara Kerja Sistem Starter (Pahami Fungsi + Penjelasannya!)
Sudah Paham Cara Membuat Angket Pendidikan atau Kebutuhan Lainnya?
Bikin angket tuh ibarat masak mie instan, kalau asal-asalan, kuahnya kebanyakan air, bumbunya ketumpahan, ya rasanya bakal hambar! Tapi kalau racikannya pas? Wah, hasilnya bikin nagih!
Pentingnya Merancang Angket dengan Baik
Angket yang dibuat dengan benar bisa jadi senjata ampuh buat ngumpulin data berkualitas. Kalau strukturnya rapi, pertanyaannya jelas, dan skala pengukurannya tepat, hasilnya valid dan terpercaya.
Tapi kalau angket asal jadi? Wah, datanya bisa bias, kesimpulannya ngawur, dan penelitianmu malah berujung zonk. Ibarat nanya ke tukang cilok soal prediksi ekonomi global — jawabannya bisa absurd! Hihi…
Jadi, pastikan angketmu tersusun dengan baik biar hasilnya bukan sekadar angka random, tapi insight yang bermanfaat.
Langkah Selanjutnya Setelah Angket Selesai Dibuat
Nah, setelah angket kelar, jangan cuma jadi pajangan doang ya brosis! Sekarang waktunya eksekusi:
- Kumpulkan Data → Sebarkan ke responden via Google Form, email, atau media sosial. Semakin banyak responden, semakin valid datanya!
- Analisis Hasilnya → Bisa pakai Excel, SPSS, atau metode statistik lainnya biar makin kredibel.
- Tarik Kesimpulan → Data tanpa kesimpulan itu ibarat cerita tanpa ending — gak ada gunanya!
Intinya, angket yang bagus itu bukan cuma soal nanya, tapi juga soal gimana kamu mengolah jawabannya.
Paham lah ya? Bikin angket itu bukan sekadar iseng bikin survei ala-ala. Ini ilmu penting yang bisa ngebantu kamu bikin penelitian berkualitas! Mau buat skripsi? Riset bisnis? Evaluasi program? Semua butuh angket yang solid!
Jadi, jangan malas mikirin pertanyaan yang bener, jangan asal pilih skala, dan pastiin hasilnya bisa kamu olah dengan baik. Karena kalau kamu serius, datamu bisa jadi bahan keputusan yang bermanfaat.
Sekian dulu brosis! Semoga sukses bikin angket yang valid, jelas, dan gak bikin responden bingung sendiri! Gaskeun ilmu ini ke proyekmu selanjutnya!
See you next time…