Kali ini saya akan membahas tentang pemahaman mayarakat yang keliru mengenai cara merawat baterai laptop. Kita pasti sudah sering dengar beberapa anjuran yang harus dilakukan agar baterai laptop awet. Contohnya seperti baterai laptop harus dicharge penuh, harus digunakan sampai benar-benar habis 0%, baterai soak dimasukkan kulkas, mengecas sambil menggunakan laptop tidak baik, dan lain sebagainya. Apakah cara tersebut benar-benar bisa membuat baterai laptop awet? Tidak bro, ternyata kebiasaan tersebut adalah kebiasaan yang salah.
Saya akan mengulang sedikit tentang pembahasan jenis baterai laptop yang sudah saya jelaskan pada artikel sebelumnya yang berjudul kebiasaan sepele yang membuat laptop cepat rusak. Pada artikel tersebut saya sudah jelaskan bahwa baterai yang biasa digunakan laptop terdiri dari jenis NiCD (Nickel Cadmium), NiMH (Nickel Metal Hybride) dan Li-Ion (Lithium Ion). Jenis baterai NiCD dan NiMH adalah jenis baterai yang digunakan oleh kebanyakan laptop jadul. Sedangkan laptop jaman sekarang kebanyakan menggunakan Li-Ion. Untuk perbedaan keduanya saya akan jelaskan pada paragraf selanjutnya.
Nah, karena jenis baterai laptop sekarang dan jadul itu berbeda. Makanya kita harus tahu mana anjuran yang bisa dilakukan dan mana yang sudah tidak bisa. Jangan sampai kita melakukan hal tersebut justru malah membuat baterai rusak. Kan sayang banget!
Beberapa hal yang ternyata keliru dalam merawat baterai laptop
Berikut beberapa “anjuran” yang keliru tentang cara merawat baterai laptop dan sering kita dengar.
1. Baterai laptop baru harus dicas selama 4 jam
Kekeliruan yang pertama adalah mengenai lamanya waktu ngecas atau pengecasan pertama kali untuk baterai laptop baru. Dulu mungkin kita sering dengar banyak orang bilang kalau beli laptop baru harus dicas selama 8 jam, atau harus dicas sampai penuh dulu baru digunakan. Katanya supaya baterainya awet.
Ternyata pakem itu sudah tidak berlaku lagi untuk baterai laptop jaman sekarang. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya bahwa sekarang baterai laptop kebanyakan adalah tipe Li-Ion. Tipe baterai ini tidak akan berpengaruh meskipun kamu cas sampai penuh baru digunakan atau digunakan sambil dicas.
Jadi bagi yang menanyakan “berapa persen baterai laptop harus dicas?” Jawabannya adalah TERSERAH! Tidak ada aturan yang mengharuskan sekian persen baterai laptop harus dicas.
Anjuran untuk mengecas baterai sampai penuh hanya berlaku jika baterai yang digunakan adalah baterai tipe Nickel Cadmium (NiCD) dan Nickel Metal Hybride (NiMH). Penjelasan lebih lanjut ada pada point 4.
2. Harus digunakan sampai habis 0%
Banyak orang yang mengatakan bahwa “mengisi ulang baterai saat kosong akan memperpanjang umur baterai.” Itu juga merupakan pemahaman yang tidak berlaku lagi sekarang.
Sebenarnya pemahaman itu tidak sepenuhnya salah. Hanya saja terlebih dahulu kita harus lihat jenis baterai yang digunakan laptop. Karena tidak semua jenis baterai mempunyai kondisi seperti anggapan tersebut.
Jika anda menggunakan baterai jenis Nickel-Cadmium (NiCD) maka pengisian baterai pada saat indikator baterai sudah 0% (benar-benar kosong) memang sangat disarankan, karena jenis baterai ini akan memiliki masa optimum apabila daya baterai terpakai habis. Baterai Nickel jika diisi ulang pada saat indikatornya masih 50% atau kurang akan mengakibatkan pembentukan kristal cadmium dalam baterainya sehingga akan mengurangi usia pemakaian.
Hal ini berbeda dengan baterai jenis Lithium-Carbon atau yang biasa disebut Lithium ion karena jenis baterai ini tidak perlu diisi ulang pada saat baterai sudah mengindikasikan 0% atau kosong. Dalam kondisi apapun baterai ini bisa diisi ulang sebabnya tumpukan carbon dalam baterai tidak akan terjadi pada saat pengisian ulang diatas indikasi 0%.
Singkatnya baterai jenis NiCD memiliki memory effect yang besar sedangkan baterai Li-Ion memory effect yang dimiliki kecil. Jadi tidak akan berpengaruh jika dicas dalam kondisi apapun.
3. Baterai soak dimasukkan di kulkas
Apakah anggapan ini juga keliru? Bukannya sudah banyak orang yang membuktikan kalau baterai soak dimasukkan kulkas menjadi normal kembali?
Ya, memang benar sudah banyak yang membuktikan bahwa cara ini bekerja. Namun sekali lagi saya ingatkan, cara ini hanya bekerja pada jenis baterai tertentu. Jenis baterai tersebut adalah baterai jenis NiMH dan NiCad. Baterai ini daya tahan baterainya dapat meningkat jika diletakkan dalam suhu dingin.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa meletakkan baterai NiMH dan NiCad dalam suhu dingin dapat meningkatkan daya tahan baterai tersebut hingga 90%. Kenapa demikian? Karena setiap jenis baterai memiliki siklus self-discharge, yaitu sebuah kejadian dimana baterai membuang energinya sendiri karena pengaruh suhu lingkungan.
Baterai NiMH dan NiCad mengalami self-discharge lebih cepat dari pada jenis baterai lainnya. Pada suhu kamar (23°-24° Celcius / 70° Fahrenheit) mereka akan mengalami self-discharge beberapa persen per hari. Namun jika disimpan dalam suhu yang lebih rendah akan memperlambat self-discharge-nya secara drastis. baterai NiMH dan NiCad yang disimpan pada suhu beku akan mempertahankan dari self-discharge lebih dari 90% selama satu bulan penuh.
Lantas bagaimana untuk tipe baterai lainnya seperti Li-ion dan Li-Po yang biasanya digunakan pada smartphone dan laptop? Tingkat self-discharge pada baterai jenis tersebut hanya sekitar 2 persen per tahun jika diletakkan pada suhu kamar. Pada suhu 37° Celcius / 100° Fahrenheit, self-discharge-nya meningkat menjadi 25 persen per tahun. Dapat disimpulkan bahwa pada baterai tipe Li-ion dan Li-Po self-discharge-nya sangat-sangatlah kecil, baik itu pada suhu tinggi maupun rendah. Bahkan meletakkannya dalam suhu beku sekalipun hasilnya hampir boleh dikatakan nihil.
Jika Anda masih tidak percaya, coba baca tulisan yang ada pada gambar berikut. Tulisan ini saya capture dari website wikihow.
Pada gambar tersebut sudah jelas dikatakan bahwa “Pastikan baterai yang dimiliki bukan baterai Lithium. Selain baterai NiMH atau NiCD metode memasukkan baterai ke dalam frezer tidak akan bekerja, bahkan bisa merusak baterai.”
4. Mencharge laptop dalam keadaan mati akan memperpanjang umur baterai.
Secara teknis pengisian baterai dengan menghidupkan alat-alat elektronik tidak banyak berpengaruh baik itu pada kondisi menyala atau mati. Karena pada dasarnya proses pengisian ulang hanya mengembalikan elektron yang ada pada katoda pada saat penggunaan. Jadi elektron yang mengalir ke katoda pada saat digunakan akan dikirim kembali ke anoda pada saat pengisian ulang baterai.
Sedangkan jika kita masih ingin menggunakan alat atau laptop tersebut pada saat pengisian bisa saja, hanya masa pengisiannya yang menjadi bertambah panjang. Jika normalnya hanya sekitar 2 jam maka mungkin akan bertambah menjadi 3 jam.
Hal penting yang harus diperhatikan jika menggunakan jenis baterai Li-Ion adalah menjaga suhu ruangan dan suhu laptop. Karena saat pengisian ulang ada komponen-komponen yang naik suhunya akibat perubahan energi listrik menjadi energi panas. Ingat baterai Li-Ion kelemahannya adalah panas. Jika ingin awet hindari panas berlebih pada laptop kalau perlu pasang kipas.